Rabu, 31 Mei 2023

APA ITU PROGRAM GURU PENGGERAK ?


Program Guru Penggerak (PGP) bertujuan menciptakan pemimpin pembelajaran yang berpusat pada murid. Tentunya untuk menjadi seorang Guru Penggerak harus melalui seleksi terlebih dahulu melalui akun SIMPKB rekan-rekan guru.

Kenapa Mengikuti Guru Penggerak ?

Kita ketahui bersama bahwa perkembangan zaman terjadi begitu pesat, sehingga dunia pendidikan pun harus mengikuti perkembangan tersebut. Sebagai seorang guru, tentunya harus mampu beradaptasi dan membawakan pengajaran sesuai dengan zamannya. 

Sesuai dengan pesan Ali bin Abu Thalib: "Didiklah anak sesuai dengan zamannya karena mereka hidup pada zamannya, bukan pada zamanmu"

Maka dari itu, seorang Guru harus terus belajar agar dapat mendampingi murid secara utuh dan menyeluruh, serta menghantarkan murid kepada masa depan mereka dengan bahagia. Salah satu caranya adalah dengan mengikuti Program Guru Penggerak yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Program ini menciptakan Guru yang dapat:
1. mengembangkan diri dan guru lain dengan refleksi, berbagi, dan kolaborasi secara mandiri
2. memiliki kematangan moral, emosi dan spiritual untuk berperilaku sesuai kode etik
3. merencanakan, menjalankan, merefleksikan dan mengevaluasi pembelajaran yang berpusat pada murid dengan melibatkan orang tua
4. berkolaborasi dengan orang tua dan komunitas untuk mengembangkan sekolah dan menumbuhkan kepemimpinan murid
5. mengembangkan dan memimpin upaya mewujudkan visi sekolah yang berpihak pada murid dan relevan dengan kebutuhan komunitas di sekitar sekolah.

Seorang Guru Penggerak diharapkan menjadi katalis pendidikan di daerahnya dengan cara:
1. menggerakkan komunitas belajar untuk rekan guru di sekolah dan di wilayahnya
2. menjadi pengajar praktik bagi rekan guru lain terkait pengembangan pembelajaran di sekolah
3. mendorong peningkatan kepemimpina murid di sekolah
4. membuka ruang diskusi positif dan ruang kolaborasi antar guru dan pemangku kepentingan di dalam dan luar sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
5. menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong well-being ekosistem pendidikan di sekolah

Seorang Guru Penggerak adalah guru-guru yang telah terpilih dari seluruh penjuru Indonesia yang telah lulus dari Program Pendidikan Guru Penggerak.

CGP angkatan 9, Penulis doakan semoga berhasil dan sukses menyelesaikan PGP nya tahun ini. Adapun SK Pengumuman Tahap 2 CGP Angkatan 9 bisa di unduh DISINI 

Terus dan Tetap Berkarya ^_^

Minggu, 28 Mei 2023

PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5) TEMA BANGUNLAH JIWA DAN RAGANYA

 


Bangunlah jiwa dan raganya merupakan tema yang dapat dipelajari oleh jenjang SMP, SMA dan SMK. Alasan tema ini dapat dijadikan projek penguatan profil pelajar pancasila adalah karena topik mengenai kesejahteraan diri atau well-being itu penting untuk diajarakan agar murid dapat membangun kesadaran dan keterampilan diri dalam memelihara kesehatan fisik dan mentalnya.


Tema ini dapat diajarkan kepada murid jenjang SMP dan SMA karena bahasan mengenai kesehatan fisik dan mental akan sangat dibutuhkan oleh murid terutama dalam rentang usia remaja disebabkan karena pada usia tersebut, terjadi perubahan fisik dan emosi yang sangat pesat pada individu.

Memiliki pemahaman mengenai kesejahteraan fisik dan mental, baik untuk diri sendiri maupun orang lain merupakan hal yang dapat mendorong murid untuk berpartisapsi dalam pembangunan global yang berkelanjutan. Pada tema ini, murid dapat mempelajari mengenai kontribusi apa yang dapat dia lakukan berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental, bagaimana cara untuk mempertahankannya, serta berusaha untuk memberi manfaat dari apa yang ia pelajari untuk lingkungan sekitarnya dengan mengkapanyekan isu terkait.

Selain itu, pembelajaran dengan tema Bangunlah Jiwa dan Raganya juga dapat memberikan kesempatan bagi murid untuk langsung mengalami dan menerapkan pengetahuan, dengan mencoba menjawab isu-isu di lingkungan sekitarnya yang berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental.

Projek dengan tema ini pada akhirnya dapat menginspirasi murid untuk memberikan kontribusi dan dampak bagi lingkungan sekitarnya sehingga sejalan dengan tujuan dari profil pelajar pancasila. Dalam pelaksanaan pembelajaran projek tema Bangun Jiwa dan Raganya, murid diharapkan untuk dapat melakukan penelitian dan berdiskusi mengenai isu masalah-masalah terkait kesejahteraan diri (Well-being) mereka serta mengkaji fenomena perundungan (bullying) yang terjadi di sekitar mereka, baik dalam lingkungan fisik maupun dunia maya, serta berupaya mencari jalan keluarnya. Menelaah masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental, berkaitan dengan narkoba, pornografi, dan kesehatan reproduksi.

Peserta didik merancang kegiatan dan komitmen untuk senantiasa menjaga kesejahteraan dirinya dan orang lain, serta berusahan untuk mengkampanyekan isu terkait. Kemudian, hal yang dapat dibahas selanjutnya adalah apa saja isu-isu yang dapat diambil sebagai topik dalam tema ini?

Pada dasarnya, tema Bangunlah Jiwa dan Raganya dapat mengangkat isu umum namun dengan konteksnya yang disesuaikan dengan situasi dan karakteristik murid di satuan pendidikan. Contohnya, topik penyelahgunaan obat-obatan, pornografi, dan kesehatan reproduksi. Isu lain seperti perundungan yang terjadii di dunia nyata maupun maya juga dapat menjadi isu yang dibahas dalam pembelajaran.

Satu topik akan mempunyai kedalaman pembahasan yang berbeda dalam setiap jenjang disesuaikan dengan perkembangan umur murid. Misalnya, kita ambil satu contoh topik cyber bullying yang terjadi di kalangan remaja. untuk tema ini, penerapan di jenjang SD bukan dalam bentuk projek, melainkan lebih berfokus pada ekosistem satuan pendidikan yang mendukung kesejahteraan (well-being) murid. Maka dari itu, pembahasan akan kita lanjtkan ke jenjang berikutnya.


Pada jenjang SMP fase D, murid dapat diajak untuk menyusun kesepakatan dan membuat kegiatan-kegiatan seperti sosialisasi mengenai jenis-jenis perundungan di internet atau cyber bullying, cara pencegahannya, cara memanfaatkan internet dengan sehat, serta menyediakan kontak atau posko pengaduan yang aman untuk murid yang membutuhkan dukungan jika mengalami perundungan di dunia maya.

Pada jenjang SMA/SMK, aktivitas yang dilakukan dapat berupa murid-murid diajak untuk berkoordinasi dengan perwakilan sekolah lain yang berada di lingkungan terdekatnya, untuk kemudia berdiskusi dan mengidentifikasi permasalah cyber bullying yang dihadapi oleh murid, mengidentifikasi solusinya lalu kemudian membentuk kepanitiaan untuk mengkampanyekan aksi penggunaan internet dengan sehat untuk mencapai kesejahteraan diri.

Dengan beberapa contoh tersebut diatas, semoga Rekan-rekan Guru semakin siap mengembangkan dan melaksanakan tema tersebut hingga menjadi topik projek bersama murid-murid.

Selamat berprojek, salam dan bahagia ^_^

Jumat, 26 Mei 2023

PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA TEMA BHINEKA TUNGGAL IKA

 


Tema Bhineka Tunggal Ika dalam Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) ini memperkenalkan dan membangun dialog penuh hormat mengenai keberagaman masyarakat di Indonesia. Serta memperkenalkan nilai-nilai ajaran yang dianut kepada murid. Pembelajaran mengenai keberagaman masyarakat di indonesia yang tercermin dalam ragamnya suku, budaya, agama, kepercayaan yang dianut, serta karakteristik diri seperti sifat, minat, potensi, pemikiran dan lain-lain merupakan suatu hal yang dapat mulai dikenalkan dan diajarkan kepada murid di usia sekolah dasar. Hal ini ditujukan agar kesadaran untuk mencintai perbedaan masyarakat Indonesia serta rasa persatuan dapat ditumbuhkembangkan sejak dini.


Memahami perbedaan dan keberagaman di lingkungan sekitar merupakan hal yang dapat mendorong murid untuk berpartisipasi dalam menjaga persatuan negara Indonesia yang mana pada tema ini murid dapat mencoba mempelajari mengenai kontribusi yang dapat dilakukan oleh mereka. Untuk menangkap isu-isu atau masalah keberagaman di lingkungan sekitar dan mengeksplorasi serta mencari solusi dari permasalahn terebut.

Selain itu, pembelajaran dengan tema Bhinneka Tunggal Ika memberikan kesempatan bagi murid untuk langsung "mengalami pengetahuan" dan menecoba menjawab isu-isu di lingkungan sekitarnya yang berkaitan dengan keberagaman.

Projek dengan tema Bhineka Tunggal ika ini pada akhirnya dapat menginspirasi murid untuk memberikan kontribusi dan dampak bagi lingkungan sekitarnya sehingga sejalan dengan tujuan dari profil pelajar pancasila. Dalam pelaksanaan pembelajaran projek tema Bhineka Tunggal Ika, murid diharapkan dapat:

1. Mempelajari berbagai perspektif budaya, agama, dan kepercayaan terhadap fenomena global di Indonesia, seperti masalah lingkungan, kemiskinan, dan sebagainya.

2. Kritis dan reflektif menelaah berbagai stereotip negatif yang biasanya dilekatkan pada suatu kelompok tertentu, seperti kelompk budaya atau agama, dan dampaknya terhadap terjadinya konflik dan kekerasan.

3. Mengenal dan mempromosikan budaya perdamaian dan anti kekerasan.



Setiap satuan pendidikan dapat mengangkat isu yang berbeda-beda sebagi topik dalam kegiatan P5 tema Bhineka tunggal Ika ini, sesuai dengan keadaan dan situasi di lingkungan sekitarnya. Seperti, radikalisme, toleransi, dan multikulturalisme.
Satu topik akan mempunyai kedalaman pembahasan yang berbeda dalam setiap jenjang, disesuaikan dengan perkembangan umur murid. Misalnya kita ambil satu contoh isu berkaitan dengan topik toleransi antar umat beragama.

Pada Fase A, aktivitas dilakukan sederhana.
Aktivitasnya dapat berupa mengidentifikasi emosi orang-orang terdekat seperti teman, pendidik, orang tua, dan lain-lain agar dapat lebih bersimpati dengan perasaan dan perilaku orang di sekitar, serta diajak untuk berteman dan bersosialisasi tanpa memandang perbedaan agama. Selain itu, pada kegiatan kelas juga dapat diterapkan kebiasaan berdoa sebelum dan sesudah belajar. Dan doa tersebut dipimpin secara bergantian.

Pada Fase B, aktivitas memperkaya relasi sosial dan mengenal perbedaan.
Murid diajak untuk mengenal perbbedaan individu, memperkaya relasi sosial, dan memahami pesan-pesan mengenai toleransi yang dikampanyekan di satuan pendidikan. Aktivitasnya dapat berupa murid diperkenalkan pada kebiasaan baik seperti menghargai teman yang sedang berdoa sebelum makan atau sedang beribadah. Kebiasaan baik tersebut dapat diperkenalkan dan diajarkan dengan menggunakan buku-buku cerita pendek.

Pada Fase C, Aktivitas membuat maket prototipe tata kota.
Aktivitas ini memenuhi kebutuhan warga secara adil dan merata, terutama kebutuhan berkaitan dengan fasilitas keagamaan atau tempat ibadah. Aktivitasnya dapat berupa: murid berkolaborasi membuat make prototipe tata kota dan memastikan bahwa setiap masyarakat dengan agama resmi yang ada di Indonesia memiliki fasilitas keagamaan atau tempat beribadah di lingkungan sekitarnya.

Pada Fase D, Aktivitas menciptakan lagu-lagu bertema keberagaman.
Aktivitasnya dapat berupa murid diajak untuk membuat lagu dengan tema keberagaman agama di Indonesia yang didalamnya menekankan pada pesan mengutamakan persamaan antar umat beragama.

Pada Fase E/F, Aktivitas merencanakan dan melaksanakan acara kenduri.
Acara kenduri dipilih sebagai salah satu sarana berinteraksi yang dapat dihadiri oleh berbagai kalangan agama sekaligus untuk merayakan atau mendoakan suatu hal. Contoh aktivitasnya adalah: murid merencanakan dan melaksanakan kegiatan kenduri yang ditujukan untuk menjadi sarana berinteraksi bagi masyarakat di sekitar. Kenduri biasanya kental dengan tradisi agama, dirancang sedemikian rupa aggar lebih sarat akan budaya dan keberagaman, misalnya dalam rangka perayaan dan doa bersama untuk kesejahteraan masyarakat atau kemerdekaan Indonesia, atau menjadi kegiatan halal bihalal antar masyarakat dengan agama yang berbeda.

Demikianlah topik P5 yang berkaitan dengan tema Bhineka Tunggal Ika beserta dengan beberapa contohnya. Semoga dapat menginspirasi rekan-rekan guru hebat.

Salam Sehat Bahagia ^_^




AKSI NYATA PENYESUAIAN PEMBELAJARAN DENGAN KEBUTUHAN DAN KARAKTERISTIK MURID

 MENGINTIP DUNIA MELALUI POJOK LITERASI

Bersama dengan murid di kelas, kami sepakat untuk Area yang kami pilih untuk pusat literasi saat ini adalah di pojok kelas sebagai tempat pojok literasi. Karena saat ini hanya tempat tersebut kami lebih leluasa menata dan mendesain sedemikian rupa sehingga menghasilkan pojok literasi yang menyenangkan

Beberap hal yang perlu kami perhatikan dalam membuat area kaya teks di dalam kelas adalah area yang kosong sehingga bisa didesain sebagai pojok literasi, kemudian dekat dengan sirkulasi udara dan pencahayaan yang baik.

Dalam proses pembuatan area kaya teks, kami menggunakan beberapa karya siswa sebagai hiasan, membuat poster-poster mengenai literasi, menata buku-buku umum sebagai sumber literatur lain, tata tertib, dan jadwal piket.

Dalam proses pembuatan area kaya teks, hal baru yang saya dapatkan adalah dalam pembuatan area kaya teks harus melibatkan murid sehingga mereka menjadi bersemangat.



Kendala saya adalah minimnya buku-buku teks yang tersedia.

Lingkungan area kaya teks di dalam kelas dapat menguatkan program literasi di kelas adalah dengan memajang karya-karya yang dibuat murid dan guru.


Rekan-rekan Guru bisa melihat Aksi Nyata selngkapnya disini.

Semoga Bermanfaat ^_^

AKSI NYATA KURIKULUM MERDEKA


 "MENGAPA KURIKULUM PERLU BERUBAH?"

Penyebaran pemahaman "Mengapa Kurikulum perlu berubah" yang saya lakukan menggunakan media sosial Instagram sebagi tempat penyebarannya.




Saya meminta beberap rekan Guru untuk memberikan umpan balik di link yang saya berikan. Link instagram tersebut saya share ke beberapa WA group agar rekan Guru.

Umpan balik diberikan di kolom komentar instagram oleh rekan-rekan Guru.

Saat melakukan penyebaran pemahaman kurikulum merdeka ini saya bersemangat karena setelah mengikuti pelatihan mandiri topik kurikulum merdeka ini, saya jadi memahami kenapa kurikulum perlu berubah.

Saya telah memahami bahwa Guru sebagai pelaksana, pengembangan, sekaligus juga menjadi “kurikulum hidup” itu sendiri. Guru sebagai pelaku utama dalam dunia pendidikan harus siap dengan segala perubahan kebijakan. Saat ini yang dibutuhkan adalah peran nyata, untuk terus melakukan sosialisasi, agar para guru benar-benar siap mengimplementasikannya.

Rencana selanjutnya adalah mengimplementasikan kurikulum merdeka ini di satuan pendidikan tempat saya bertugas dengan bekerja sama dengan seluruh tim, bersama-sama mengembangkan kurikulum tersebut sesuai dengan karakter di satuan pendidikan tempat saya bertugas.

Rekan-rekan Guru, untuk aksi nyata selengkapnya bisa langsung klik disini

Semoga Bermanfaat